Gemilang Perpusnas 2018: Para Pegiat Literasi yang Menjadi Juara
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menggelar Gemilang
Perpustakaan Nasional Tahun 2018, malam pemberian penghargaan tertinggi kepada
para insan yang berkontribusi aktif dalam mengembangkan perpustakaan dan
menumbuhkan kegemaran membaca di Indonesia. Sinergitas para pejuang literasi
dari unsur pemerintah, swasta, hingga masyarakat ini menghadirkan ‘virus’
kegemaran membaca mulai dari keluarga, dunia pendidikan, masyarakat, daerah
terpencil, daerah pedalaman, hingga daerah terluar.
“Ini
merupakan sebuah saksi yang bisa dipersembahkan oleh kita kepada seluruh
masyarakat Indonesia. Bahwa dalam beberapa tahun ini antusiasme masyarakat
dalam upaya menumbuhkan kegemaran membaca sudah mulai tumbuh berkembang sangat
baik,” jelas Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando saat membuka Gemilang
Perpusnas Tahun 2018 di ICC, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Kamis (6/9). Salah
satu penghargaan yang diberikan adalah Nugra Jasadarma Pustaloka, penghargaan
untuk para Bikrokrat, Masyarakat, Pers/Media Massa, Jurnalis/Penulis, dan
Lifetime Achievement.
Syarif
Bando menuturkan, Gemilang Perpusnas merupakan mandat Undang-undang No. 43
Tahun 2007 tentang Perpustakaan, di mana dalam UU tersebut menyatakan Perpusnas
memberikan penghargaan kepada seluruh WNI yang secara nyata terbukti ikut serta
mengembangkan perpustakaan juga melestarikan naskah-naskah kuno, menghadirkan
buku-buku terbaik, juga kepada wartawan/media yang aktif untuk mengedukasi
masyarakat sehingga masyarakat bisa betul-betul bisa mencapai apa yang
dimandatkan dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Saat
ini, ujar Syarif, ada 154 ribu perpustakaan di Indonesia. Jumlah ini dinilai
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia yang. Karenanya,
Syarif mendorong seluruh pihak agar membangun sinergitas agar perpustakaan di
Indonesia menjadi perhatian bangsa-bangsa di dunia.
“Perlu
kami sampaikan bahwa saat ini Indonesia merupakan negara kedua dengan
infrastuktur perpustakaan terbanyak setelah India. Tentu saja masih banyak hal
yang kita harus lakukan ke depan untk bisa berjalan seimbang dan sejajar dengan
bangsa-bangsa lain,” tuturnya.
Pada
kesempatan sama, Syarif mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo
yang memiliki kepedulian tinggi pada pengembangan perpustakaan dan menjadikan
perpustakaan sebagai pusat peradaban. Melalui UU No. 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, perpustakaan dimandatkan sebagai urusan wajib. Selain itu,
pada 2019, perpustakaan ditetapkan menjadi salah satu prioritas nasional dalam
menetapkan urusan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
“Yaitu
bagaimana perpustakaan menjadi pendamping bagi masyarakat, komunitas tertentu
untuk bisa mendapatkan apa yang seharusnya didapatkan. Juga mulai 2019 kita
akan meluncurkan Dana Alokasi Khusus (DAK) pengembangan perpustakaan. Kepada
para bupati/wali kota yang memang konsisten dan berminat, dan memang bisa
mengikuti prosedur administrasi yang kita tetapkan bersama dengan Bappenas.
Mudah-mudahan kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua untuk membawa kesadaran
penuh kepada kita dalam membangun peradaban,” jelasnya.
Sementara
itu, Duta Baca Indonesia Najwa Shihab menilai animo tinggi masyarakat ke Gedung
Fasilitas Layanan Perpusnas di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11 merupakan
bukti bahwa Perpusnas berhasil mengikis mitos perpustakaan sebagai gedung yang
angker dan kaku. Perpustakaan merupakan tempat untuk menghidupkan sisi
kemanusiaan setiap individu.
“Perpustakaan
bukan hanya tentang buku dan buku melulu, melainkan juga segala bentuk ekspresi
terbaik kemanusiaan kita, mulai dari seni rupa, seni pertunjukan, film, musik,
bahkan teknologi. menyatakan
Perpustakaan itu taman sari pencapaian kita sebagai umat manusia. Dan
perpustakaan yang menjadi ruang publik yang terbuka bagi berbagai kalangan,
berbagai status, strata pendidikan, dan status sosial. Saya membayangkan
perpustakaan menjadi tempat bagi siapapun untuk bertemu, berkumpul, berdiskusi,
berinteraksi, bercakap-cakap, berbicara urusan kekeluargaan,” ujarnya.
Najwa
menekankan kunci dari pengembangan perpustakaan adalah sumber daya manusia. Ini
terlihat dari para penerima penghargaan yang meski terbatas koleksi dan gedung,
namun berhasil menunjukkan semangat yang kuat untuk mengembangkan perpustakaan
dan menumbuhkan kegemaran membaca.
“Karena
pada dasarnya inti perpustakaan bukan pada benda, entah itu buku, entah itu
gedung, melainkan manusianya, pustakawannya, pengurusnya, pemimpin-pemimpinnya,
para duta baca di daerah, dan para pegiat dan inisiator literasi yang juga akan
menerima penghargaan. Yang menunjukkan bahwa buku-buku mungkin saja masih
terbatas, gedungnya mungkin belum keren, tetapi selama manusianya punya
semangat, kemauan yang kuat, saya percaya perpustakaan di daerah pun mampu
menggeliat untuk menarik perhatian publik,” urainya.
Najwa
menekankan bahwa perjuangan meningkatkan literasi merupakan usaha jangka
panjang. “Dampak dari meningkatnya tingkat literasi memang tidak langsung
tampak, tapi kita percaya dengan sepenuh hati dampaknya akan terlihat kelak di
kemudian hari,” pungkasnya.
Gemilang
Perpustakaan Nasional Tahun 2018 yang dihadiri 1.600 undangan dengan penampilan
Judika, Armada, dan Sheryl Sheinafia dan dipandu Gracia Indri dan Gilang Dirga.
Tahun ini, Gemilang Perpusnas menambah satu kategori penghargaaan yakni
Pelestari Naskah Kuno yang diberikan untuk Perorangan dan Lembaga.
Berikut
para penerima penghargaan dalam Gemilang Perpustakaan Nasional Tahun 2018:
1. Kategori
Lomba Bercerita SD/MI Tingkat Nasional
- Juara 1: Rr. Nadia Marfath Khairunisa (D.I. Yogyakarta)
- Juara 2: Candra Rayan Wakombar (Papua Barat)
- Juara 3: Aqila Nailatul Izzah (Sulawesi Selatan)
- Juara 1 (Kategori SD): Queen Aura – Lili & Lyliu: Petualangan Seru di Desa
- Juara 1 (Kategori SMP): Aisyah Dian Azhar – Pelangi Cinta
- Juara 1 (Kategori SMA): Vira Ayu Safila – Dia
- Juara 1: SMAN 1 Wonosari Gunung Kidul (D.I. Yogyakarta)
- Juara 2: MAN 2 Wonosobo (Jawa Tengah)
- Juara 3: SMA Cendana Pekanbaru (Riau)
Klaster
A
- Juara 1: Perpustakaan Gampingan Gemar Membaca Desa Gampingan, Jawa Timur
- Juara 2: Perpustakaan Muda Bhakti Desa Ngablak, Jawa Tengah
- Juara 3: Perpustakaan Pustaka Desa Wukirsari, D.I. Yogyakarta
- Juara 1: Perpustakaan Nagari Membaca Saok Laweh, Sumatera Barat
- Juara 2: Perpustakaan Lentera Buana Desa Tanjung Anom, Bengkulu
- Juara 3: Perpustakaan Sumber Ilmu Desa Puuroda, Sulawesi Tenggara
- Juara 1: Perpustakaan Tresno Budoyo Desa Sabung, Kalimantan Barat
- Juara 2: Perpustakaan Desa Tunggaling, Sulawesi Tengah
- Juara 3: Perpustakaan Banua Kayyang, Kelurahan Tinambung, Sulawesi Barat
Kategori
Lembaga:
- Perpustakaan Pesantren Tanoh Abee, Kab. Aceh Besar, Aceh
- Perpustakaan Keraton Yogyakarta, D.I. Yogyakarta
- Perpustakaan Pakualaman, D.I. Yogyakarta
- Yayasan Pendidikan Islam Dalampagar, Martapura, Kalimantan Selatan
Abdul
Kadir Daeng Rate, Desa Laikang, Makassar, Sulawesi Selatan
6. Kategori
Pustakawan Berprestasi Terbaik Nasional
- Juara 1: Anang Fitrianto S. Nugroho (D.I. Yogyakarta)
- Juara 2: Santoso Mahargono (Jawa Timur)
- Juara 3: Tunardi (Jawa Tengah)
Kategori
Masyarakat
- Kahiria Ulfah (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Luthfillah), Palangka Raya, Kalimantan Tengah
- Warkina (Inisiator Gerakan Sadar Baca), Cirebon, Jawa Barat
- Sri Hartati (Perpustakaan Bukuku Guruku), Sragen, Jawa Tengah
- Syaifuddin Gani (Pustaka Kabanti), Kendari, Sulawesi Tenggara
- Jenderal Polisi Tito Karnavian (Kapolri)
- Awang Faroek Ishak (Gubernur Kalimantan Timur)
- Chusnunia Chalim (Bupati Lampung Timur)
- Ferdian Andreas Lacony (Wakil Bupati Pali)
- Harian Analisa (Sumatera Utara)
- Harian Bali Post (Bali)
- Muhsin Kalida
- Nurhayati Rahman
- Prof. Dr. Sulistyo Basuki, M.A, M.SLS., Ph.D
Posting Komentar untuk "Gemilang Perpusnas 2018: Para Pegiat Literasi yang Menjadi Juara"