Dengan Dana Desa, Setiap Desa Bisa Memiliki Perpustakaan
Pembangunan desa bukan hanya melulu masalah infrastruktur melainkan juga masalah Sumber Daya Manusia (SDM). Salahsatu cara membangun kualitas SDM adalah dengan menyediakan sumber-sumber pengetahuan yang akan mendongkrak pengetahuan warga desa. Maka, Perpustakaan sangatlah penting dibangun di desa dan menjadi sumber pengetahuan warga. Caranya, alokasikan dana dari dana desa untuk membangunnya.
Kepastian bisa digunakannya dana desa untuk membangun perpustakaan ini kembali ditegaskan Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Trnasmigrasi Eko Putro Sandjojo. Bahkan, Kemendes sudah melakukan penandatanganan Nota Kesepemahaman (MoU) dengan Perpustakaan Nasional RI di Gedung Layanan Perpustakaan Nasional di Jakarta, baru-baru ini.
Eko Putro menjelaskan, dana desa bisa digunakan salahsatunya untuk membangun perpustakaan di desa. “ Perpustaannya tidak hanya dalam bentuk fisikal tetapi juga harus disediakan dalam bentuk digital,” katanya. Fisikal berarti berbentuk buku-buku fisik yang bisa dibaca dan digital berarti dalam bentuk E-book yang disimpan dalam file-file di komputer sehingga harus menggunakan layar monitor komputer atau perangkat elektronik lainnya untuk membaca.
Menteri Desa mengungkapkan, pengembangkan perpustakaan desa sangatlah penting untuk didorong karena perpustakaan adalah pusatnya literasi yang bisa mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di desa. Buku-buku mengenai lifeskill sanat strategis menjadi bahan bacaan warga desa karena memberikan pengetahuan mengenai keahlian-keahlian yang bisa mereka kembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, buku mengenai teknik beternak lele, ayam petelur dan budidaya berbagai tanaman produktif lainnya. Perpustakaan desa juga bisa menjadi tempat diskusi warga desa mengenai berbagai wacana yang mereka dapatkan dari buku-buku yang mereka baca.
Sementara itu Kepala Perpustakaan Nasional RI Mohammad Syarif Bando menyatakan, tujuan utama MoU ni adalah untuk membangun sinergi dengan Kemendes PDTT. Perpustakaan nasional juga siap mengakomodir kebutuhan bacaan yang cocok dan dibutuhkan masyarakat pedesaan. Terutama buku-buku yang bisa meningkatkan kapasitas pengetahuan masyarakat, peningkatan ketrampilan dasar dan sebagainya.
Perpustakaan nasional juga siap melakukan kajian mengenai bagaimana cara membangkitkan minat baca pada masyarakat pedesaan. “ Kami akan pertemukan antara Kemendes dengan para penerbit dan penulis dan membahas bagaimana mekanisme untuk membawa berbagai konten itu sampai ke desa,” kata Syarif Bando. Lalu, Kemendes tinggal menyiapkan infrastruktur nya di desa sedangkan buku dan kontennya bisa diakses dari Perpusnas.
Saat ini, kata Syarif Bando, rasio secara umum adalah satu buku ditunggu 5 ribu orang, sedangkan di desa satu buku ditunggu 15 ribu orang. Besarnya jumlah penunggu ini karea kawasan pedesaan selama ini kesulitan mendapatkan buku-buku dan berbagai bahan bacaan lainnya. Dengan kehadiran perpustakaan diharapkan warga desa bisa mendapatkan asupan pengetahuan baru yang bakal menciptakan peningkatan produktivitas bagi kehidupannya sehari-hari.
Posting Komentar untuk "Dengan Dana Desa, Setiap Desa Bisa Memiliki Perpustakaan"